1.
PLATYHELMINTES
a.
TURBELLARIA
Hewan dari kelas
Turbellaria memiliki tubuh bentuk tongkat atau bentuk rabdit (Yunani : rabdit =
tongkat). Hewan ini biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut atau
tempat lembab dan jarang sebagai parasit. Tubuh memiliki dua mata dan tanpa
alat hisap.
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar)
Hewan ini mempunyai kemampuan yang besar untuk beregenerasi dengan cara memotong tubuhnya seperti tampak pada gambar 5 di atas. Contoh Turbellaria antara lain Planaria dengan ukuran tubuh kira-kira 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan kira-kira di tengah mulut terdapat proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar)
b. TREMATODA
Semua anggota kelas ini
hidup secara parasit. Cacing menghisap makanan dari inang dengan mempergunakan
batil penghisap yang terdapat di permukaan ventral. Kebanyakan larva dari
cacing ynag termasuk termatroda hidup secara parasit. Inang yang ditumpangi
larva berbeda dengan inang yang ditumpangi cacing dewasa. Inang dari larva
biasanya siput-siputan. Cacing hati merupakan parasit yang berbahaya bagi domba
dan lembu. Schistosoma dan cacing paru-paru merupakan parasit yang berbahaya
bagi manusia yang hidup di daerah tropis.
PERANAN PLATYHELMINTES:
A. Planaria menjadi salah satu makanan bagi
organism lain.
B. Cacing hati maupun cacing pita merupakan
parasit pada manusia
2. NEMATHELMINTES
a. ASCARIS MEGALOCHEPALA
Persis sepeti Ascaris
lumbricoides namun hospes tetapnya adalah hewan kuda, di dalam usus kuda.
b. WUCHERERRIA BANCROFTI
Hidup di dalam
kelenjar limfe menyebabkan penyakit kaki gajah atau Elefantiasis/Filariasis.
Ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex sp.
PERANAN
NE MATHELMINTES:
Peranan nemathelminthes bagi kehidupan
manusia secara ekonomi tidak ada yang menguntungkan bahkan merugikan.
Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada manusia, tanaman, dan hewan
3. ANNELIDA
a. OLIGOCHAETA
Oligochaeta adalah kelas dari filum Annelida. Namanya berasal dari
kata oligo yang artinya sedikit dan chaeta yang artinya rambut
kaku. Segmen pada tubuh Oligochaeta hanya terdapat sedikit setae. Segmen-segmen tertentu memiliki klitelum yang berfungsi untuk melindungi telur-telur.
Reproduksinya dilakukan dengan cara hermafrodit namun tidak pernah
terjadi pembuahan sendiri.
b. POLYCHAETA
Badan Polychaeta beruas - ruas dan setiap ruas mempunyai parapodia dan seta. Cacing ini tidak mempunyai sadel (klitelum)
Polychaeta memiliki kelamin terpisah dan ada yang hermaprodit. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksualdan aseksual. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan ada yang di dalam tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora.
Contoh jenis Polychaeta antara lain calm worm, cacing sorong, cacing wawo, cacing palolo, dan cacing nipah.
PERANAN
ANNELIDA:
a. Sebagai penyubur
tanah
b. Meningkatkan kadar
humus dalam tanah
4. ECHINODERMATA
a. ASTERROIDEA
Bintang
laut,
walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan
ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea.
Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih
lengan. Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan.
Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan. Mereka bergerak dengan
menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung kepada
kaki tabung yang terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang
berfungsi untuk pergerakan dan membantu makan. Bintang laut adalah hewan
invertebrata yang bergerak bebas dengan menggunakan kaki-kaki tabungnya,
merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah untuk kebanyakan
spesies
b. CRINOIDEA
Taksonomi : Kingdom : Animalia Filum : Echinodermata Kelas : Crinoidea Ordo : Comatulida Famili : Comasteridae Genus : Comaster Spesies : Comaster multifidus
Ciri fisik : • Makroskopis • Tak berkepala • Tak berduri • Memiliki bentuk seperti nenek moyangnya, yaitu oral ke atas. • Tubuh terdiri dari calyx (mangkuk kecil pelat kapur) & 5 buah tangan (panjang & lentur). • Rangka tubuh dari kalsium karbonat • Tangan bercabang 2 pada pangkal hingga seperti mempunyai 10 tangan. • Pada tangan terdapat barisan cabang-cabang kecil untuk menangkap makanan (pinula) • Ada tangkai panjang yang berguna untuk menempelkan crinoidea ini pada bebatuan. • Ada celah ambulakral bersilia di oral lengan dan pinula. • Ada cirri yang ada memanjang di ujung tangkai atau dibawah oral, berguna dalam melekatkan tubuh. • Rangka kapur sebagai rangka internal untuk perlindungan dan penegak. • Sistem saraf jala • Pernapasan dengan insang kulit
Sifat Hidup : Pergerakan : Air masuk ke pori, saluran batu, saluran cincin yang dikelilingi otot melingkar Maka masuknya air akan menyebabkan kontraksi otot untuk menggerakkan kaki
Proses Makan : Makan dengan menyaring air, plankton masuk ke celah ambulakral bersilia yang ada di lengan dan pinula, lalu dialirkan ke mulut. Organ pencernaan ada di calyx. Makanan dibuang melalui anus yang di dekat mulut.
Reproduksi • Gonad ada ada di pangkal pinula tangan. • Pembuahan di air laut. • Telur dilekatkan pada pinula. • Menetas jadi larva vitellaria yang tidak makan, berenang bebas. • Selanjutnya turun dan melekat di substrat dan bermetamorfosis jadi larva bertangkai kecil (larva pentacrinoid) – 6 minggu. • Beberapa bulan kemudian, cirri terbentuk, mahkota melepaskan diri dari tangkai dan hidup bebas.
PERANAN
ECHINODERMATA:
Banyak di antara
anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut, terutama ekosistem litoral
pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan palung laut. Spesies
bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama di ekosistem
pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan
populasi tiram biru (Mytilus edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni
pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan.
Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan
Indo-Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang
mengatakan bahwa . Acanthaster planci sebenarnya adalah predator yang penting
untuk ekosistem terumbu karang.
5. PORIFERA
a. CALCAREA
Umumnya, Calcarea sangat kecil, hanya memiliki tinggi sekitar 3-4 inci. Dari 15.000 spesies Porifera yang ada, hanya 400 dari mereka merupakan anggota kelas Calcarea.
b. HEXATINELLIDEA
PERANAN
ECHINODERMATA:
Ubur
– ubur ada yang dapat dimakan, misalkan Aurelia. Anemon laut atau mawar
laut
banyak
digunakan sebagai hiasan pada akuarium air laut. Di laut, hewan ini membentuk
suatu
terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi
wisatawan,
Taman Laut Bunaken, Bali dan Maluku misalnya. Selain itu, terumbu karang
merupakan
lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan.
6. COELENTERATA
a.
HYDROZOA
Hydrozoa adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang
yang termasuk dalam filum Cnidaria. Sebagian besar hewan Hydrozoa
hidup di laut dan berkoloni. Siklus hidup sebagian besar Hydrozoa
mencakup tahap polip yang aseksual dan tahap medusa yang seksual, misalnya Obelia.
Ada pula yang tetap berbentuk polip misalnya Hydra. [
b.
SCYPHOZOA
Ubur-ubur adalah sejenis binatang laut yang termasuk dalam kelas Scyphozoa.
Tubuhnya berbentuk payung berumbai, dapat membuat gatal pada kulit bila
tersentuh.
PERANAN
COELENTERATA:
a.
Dalam perairan berperan sebagai plankton.
b.
Penyusun terumbu karang yang ada di lautan.
c.
Sebagai hiasan.
7. MOLUSCA
a.
GASTROPODA
Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi mereka yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna "Gastropoda", mencakup siput dan siput bugil (siput tanpa cangkang, dalam bahasa Jawa dikenal sebagai resrespo). Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya.
Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (Helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air tawar (Limnaea sp.)
b.CEPHALOPODA
Cephalopoda memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa jenisnya memiliki kemampuan mengingat dengan baik, bahkan dapat belajar.
Orang memanfaatkan anggota-anggota Cephalopoda sebagai bahan pangan dan dalam indus
PERANAN MOLUSCA:
Bisa
digunakan sebagai pakan ternak dan ada juga yang bias dikonsumsi manusia, dan
juga ada yang bias sebagai penghasil bahan baku perhiasan, seperti tiram yang
bias menghasilkan mutiara.
8.ARTHROPODA
a. CRUSTACEA
b.ARACHNIDA
Arachnida adalah kelas hewan invertebrata Arthropoda dalam subfilum Chelicerata. Istilah arachnid berasal
dari bahasa
Yunani
άράχνη atau arachne, berarti laba-laba,[1] dan juga merujuk pada figur mitologi Yunani, Arachne. Di dalamnya termasuk
hewan seperti laba-laba, kalajengking, serta ketonggeng.
PERANAN
ARTHROPODA:
Peranan Arthropoda
seperti untuk makanan, makhluk pengurai, merugikan
manusia antara lain
penyebab penyakit, hama tumbuhan, perusak kapal.
0 komentar:
Posting Komentar